Monday, October 09, 2006

Taman Angrek


Wajah lapar menggilas.
Air liur bercampur peluh menderas.
Berbaris ribuan manusia mencari penyesuaian yang tergilas.
Hanya untuk melindungi kulit dari kedinginan dan kepanasan yang menyengat tak mampu membalas.

Anak NYA saling berbagi untuk membantu sesama peliharaan NYA.
Dorongan atas apa ini semua oleh NYA.
Tidak ada yang bisa membuat lebih baik kecuali diri NYA.
Kita dan mereka terlentang di tepi jalan tidak ada bedanya seiring kehidupan yang diciptakkanNYA.

Hanya melaksanakan amanah NYA untuk saling berbagi atas suka dan duka.
Dari yang memerah sampai dengan kepasrahan yang mendua.

Kawan,
Inilah kehidupan yang sejati,
kehidupan yang berbagi,
dari yang didapat atas apa yang diperoleh dengan wajar.
Bukan penyempurna kehidupan yang mengharuskan membagi.

Kawan,
apa yang diberikkan dari orang yang ter hina dan ter hormat adalah sama.
Tidak ada perbedaan sama sekali.
Yang ada hanya kata kesepakatan jiwa berkali kali.
Untuk saling mengasihi dan meng kasih ani satu sama ditepian kali.

Kawan,
apa yang dilakukkan oleh seorang terhina dalam pencarian akan melakukkan
hal yang sama.
tetapi yang membedakan adalah apa yang dilakukkan disaat menghadap pintu gerbang
kelahiran kembali.
Disaat dia harus memilih tanpa pilihan yang banyak berarti,
menjadi mahluk dengan empat atau dua kaki,
dengan keadaan yang ber peri kemanusian yang berhakiki.

Kawan,
jangan kau tangisi kehidupan ini,
kehidupan ini hanya bagian dari apa yang kita terima saat ini,
atas apa yang kita perbuat di masa yang telah berlalu hingga kini,

Kawan,
hawa dingin membawa kami kepada perenungan yang terindah,
payung sinar matahari mengingatkan akan pentingnya kebersamaan yang tertunda,
berbuatlah sesuatu untuk kami, dengan melontarkan senyum yang abadi,
untuk melihat masa depan yang lebih baik dari hari ini.

No comments: