Wednesday, January 24, 2007

Poa Hoa

***Langit hitam kebiruan menutupi Kota jakarta menyeluruh kukira,
Kumpulan karet melingkar menggilas aspal di depan velg standard motor jepangku,
Bermodal semangat kebangsaan disaat lagu Indonesia raya teringang ditelinga.
Masa depan ku lihat menjadi suatu yang terindah dan tidak lagi ada dusta kukira.

Dingin hawa buatan membuatku harus menahan kandung kemih sesaat.
Melipatkan tangan didada menunggu dengan waspada apa yang menjadi pertanda.
Awal terlilit oleh guyonan dan terpacu semangat promosi mendasar serta wajar.
Akhir kebosanan terhampiri di hati dan pikiran dimana kata "kesejahteraan" kembali di kumandangkansebagai lebel tionghoa.

Kata "singkawang" dan kalimantan pedalaman menjadi selebritis,
Dipercontohkan sebagai bagian yang ada di Indonesia yang dilematis,
Tetapi apa akan cocok dengan proklamasi masing - masing pembicara?
Seperti dalam teater koma yang sedang betul2 koma.

Teriakan intelectual di depan Mix tidak diizinkan lebih dari tiga orang,
Apa ini yang dikatakan diskusi kawanan orang?
meminta mengangkat tangan mengambil pilihan yang tidak pernah terpilih kewajaran.
Apa seperti itu yang diinginkan petinggi2 uang dan jabatan?

O TIONGHOA,
KENAPA KAMU BERNASIB SEPERTI SEMANGKOK MAKANAN POA HOA?
O POA HOA,
KENAPA KAMU BEGITU NIKMAT DISANTAP DISAAT PERUT KENYANG DILILIT KEMUNAFIKKAN?

Pembenahan harus dimulai dari mana?
Kenapa justu yang menjadi penyantun adalah orang yang menghardik agamanya sendiri dengan skandal HPH menyengsarakanpuluhan jiwa manusia dan binatang?
Kenapa justu yang menjadi pembicara adalah manusia pelanggar hak hakikinya di militer terhadap perbedaan etnic?
BUkan kah kau dengan batalyon mu yang memperkosa secara biadab puluhan wanita di tahanan politik karna dia bermatasipit di tahun 1965?

Mungkin lebih baik kuanggap sirna di telan gemuruhnya kehidupan, dengan berkata "keberadaan perundang2an telahdi susupi oleh petinggi uang dan pejabat.

O Merah darahku putih tulangku,seperti itulah bait seorang penyanyi yang mati kena beng ek.
begitu pula kita saat ini kawan,
tidak lebih dari seseorang berpenyakit sesak nafas,
tidak kompaknya paru paru menghirup udara bebas !***