Sunday, October 01, 2006

Sudirman

Diantara keadaan yang ada,keadaan ter kuburlah yang tidak pernah bisa melihat,
Diantara kesulitan yang ada,
kesulitan ber nafaslah yang paling menyiksa,
Sesak di dada membawa kita ke arah tak sadarkan diri,
buta pengelihatan di mata membawa kita ke arah kegelapan diri,
lumpuh penopang badan membawa kita ke pemberhentian melangkah kan diri.

Mungkin ini yang bisa disamakan dengan peristiwa P(artai)K(arbitan)I(TNI)meletus,
Moment dimana tidak pernah terjadi tetapi teringat seolah terjadi,
Traumatis dan keketakutan membuat diri kita tidak pernah melangkah kedepan,
Pemusatan akan bungkusan penampilan membawa kita ke arah mengutamakan kepentingan pribadi.

Siapakah yang diuntungkan saat seperti kegilaan akan ketakutan masa lalu?
Lagi lagi pihat berwajib (wajib melindungi, wajib memegang bedil, wajib memelihara peluru).

Disaat mata bathin ini melihat kedalam diri mereka berjubah indah hijau daun,
Mereka juga bagian dari manusia,
Mereka butuh kehidupan yang layak yang bisa mengimbangi pengabdian pada manusia yang menghidupi mereka,

Harus bagaimana seharusnya terbentuk?
Harus bagaimana harusnya tersurat?
Harus bagaimana harusnya termakmurkan?

Kening tercipta tanpa rambut yang menumbuhi diri,
Kening menjadi lapangan bola di diri badan yang paling luas dan paling datar,
Apa itu juga menjadi sasaran bedil yang mengingkari pemikiran yang dilindunginya?

Keketakutan masa indah akan kembali tertuang menjadi arah yang tidak pernah tertinggalkan,
Itulah sifat manusia, selalu berusaha mempertahankan yang ada,
Selalu membinasakan yang ada,
Selalu berusaha membuat segalanya menjadi kekal (seperti disurga dan neraka),
Ingatkah kita ini hanya bagian dari kumpulan penyakit dan kelapukan yang berlaku!

O manusia berjubah ... bantu kami ... kembalikan kepercayaan kami untuk membentuk angkatan bersenjata yang melindungi kami dari kembali nya penjajahan kulit putih.
Bukan malah kami yang kau jajah.

O Djendral Soedirman ... , monument kamu begitu indah terpampang di depan jalan sudirman DKI Jakarta.
Tanganmu tegap menghormat gaya militer tempo doeloe dan sekarang.
Lihat anak - anakmu sekarang ini...
Mencari dana dengan mengacungkan pangkat dan senjata ke muka kami,
ya kami yang kakek buyut kami memanggul kamu disaat kamu berperang,
membuatkan kamu tandu untuk menutupi kekurangan mu dalam perjalanan sejarah.

No comments: