Monday, October 16, 2006

Pelukkan Seorang Ibu


meratap nangis dalam pelukkan seorang ibu,
sama harunya seperti kita menanti turun nya hujan di padang pasir.
rasanya bersimbah dosa kita hidup,
rasanya tidak ada lagi kekebaikkan yang bisa kita perbuat.

Kawan,
haruskah kita menanti disaat sang Fajar da menyingsing lagi di ufuk timur?
haruskah kita terus berdoa disaat kemarau menghujan tanpa pamrih?

Kawan,
sampai kapan kita hanya menerima takdir yg selalu memungkiri diri kita sendiri?
sampai kapan kita membohongi diri kita sendiri dengan berkata kita menyembah dan takut hanya pada NYA?
sampai kapan kita menghamba juga pada sesama manusia?

Kawan,
Fitnah dan melepas nya bathin dari akal pikiran membawa kita pada bencana manusia terhebat dalam sejarahnya.

No comments: