Saturday, July 15, 2006

5:06 PM 6/16/2006
Anak Cina
-------------

Perut ku tiba2 berbunyi '...lapar...lapar...'
memaparkan kebutuhan biologis akan badan jasmaniah ini.
'Baiklah' jawabku dalam hati.
Kenikmatan ku memuaskan bathin ini akan sejarah kota tua membawa ku
kembali ke zaman kapitan china berada waktu itu.

aku tahu tempat makan yang paling enak di daerah kota tua tetapi
tidak membuat kita melarat setengah bulan.
'Mie dua,satu pake pangsit satu pake bakso, minumnya tehbotol dingin sekali ye'
Lima belas menit selesai dihidangkan,'its all yours' mungkin seperti itu kata
pelayan setengah remaja berkulit gelap.

Luar biasa nikmatnya kawan.Berdua kawan seper hobby an menikmatinya.
'...begini nasib jadi bujangan kemana mana ... '
'Wak lagunya koesplus neeh.'...respon spontanku,
meliriklah mataku kearah getaran senarnya.
'Ya Tuhan! dia CINA!'
Jantung berhenti sejenak terasa.
Mata tidak berkedip kurasa.
Guratan kening mengerut kebawah dahi.
'Anak cina' terus berkata dalam hatiku.

Hatiku menjerit.Menangis tanpa henti.Serentak 'hisapan' mie ku hentikan.
Dia mengais rezeki diterik matahari ditengah diskriminasi negara ini.
Benarkah negara telah berubah terhadap mereka?
Aku rasa demikian.

Tetapi bagi yang menjadi korban tempo doeloe?
Apa mereka bisa bangkit lagi?
Membangun kembali rumah mereka yang hancur dalam SBKRI?
Mengakui kewarganegaraan mereka dengan KTP gratis?
GILA! Mereka juga manusia, mereka mempunyai keturunan.
Mungkin sekarang orangtua mereka da meninggal,
Bagaimana dengan anak mereka yang ditinggal?

Negara mau mengakui nya sebagai kesalahan dimasa lalu?
Negara cukup malu kawan untuk mengangkat mereka kepermukaan negeri ini.
Lantas siapa yang membantu nafas mereka?
Lagi lagi cina yang berbuat untuk cina.Mereka terlalu haram untuk menyentuh
anak cina.walau mereka seiman.

No comments: