Tuesday, February 26, 2008

Penghujung kebahagian abadi - Untuk mu Papa

Pancaran cahaya lampu jalanan menembus kulit kepalamu yg tipis tertutup rambut.
Warna mu kini sudah melekat dengan hamparan aspal jalanan.
Tidak terawat, menyimpan segudang garam
Pahit getir pertahanan diri.

Bagai menghardik lolongan anjing hutan
Ditengah malam hitam menggeliat.
Masih terasa di bathin ini dekapan tanganmu
Kehangatan pengasihmu pada ku.

Tidak terasa kini kau telah renta
Usia mu telah lanjut.
Wajahmu kian pasi.

Pasrah pada keberadaan dunia
Menunjuk arah kehidupan pasrah mu.

Oh Putra langit
Aku sangat menyanyanginya.
Berikan waktu sedikit longgar untuk membawa nya pada
penghujung kebahagian abadi.

1 comment:

cKAja said...

membaca puisi ini membuat saya terharu. teringat sosok ayah dirumah