Tuesday, August 22, 2006

Gerakan 30 September 1965



Agustus akhir ... waktu bergulir tanpa terasa mendekat di bulan September.
Ya september, Hari comunist katanya.Dimana setiap pergerakkan komunis dimulai di bulan itu.Benar atau tidak itu adalah masalah public.Lagi - lagi kuserahkan pada alam yang menjawab.Walau nnt waktu meminta beribu nyawa terbantai percuma hny untuk meng esah kan apa yang seharusnya terjadi oleh sang kecil ( manusia ).

Dear bathin,
tidak hentinya engkau berkata kecil, "Seandainya aku memiliki mata bathin" akan aku lihat apa yang terjadi saat itu.Akan aku lihat apa yang disembunyikan waktu itu.Sekarang aku hanya berusaha merasakan hawa kebohongan yang sedang dibuat empat puluh satu tahun yang lalu.
Setiap detiknya ku coba rasakan ... ... ... tidak lebih dari membumi yang terbumi hanguskan. Seolah tidak ada yang lebih manusiawi disaat serdadu mengasungkan bedil ke pelipis bermata segaris di hutan karet.

Dear bathin,
banyak orang mengatakan politik sangat kejam dan bengis.Tetapi kenapa masih banyak orang tak jera mempelajarinya.Tetapi kenapa masih banyak orang tidak padam meng gali nya ke atas permukaan.
Bukan ilmu yang disalahkan melainkan sang kecil yang mempelajarinya masih terlalu kecil untuk sekedar mengutil kebesaraan ke intelectualan science.

Dear bathin,
seruas merah putih ku kerek ke atas.Bulan depan setengah merah putih berkibar mengikuti arus angin.Untuk apa ? menandakan bahwa kita berkabung atas penghilangan nyawa beribu orang tak berdosa? serta pengharaman atas tionghoa dari tanah seberang? ataukah berduka atas bersimbah darahnya para petinggi TNI di lobang sumur sempit?
Seperti tanda tanya yang kuketik "?" begitulah yang terjadi.Sejarah tidak bisa dihapus, waktu tidak bisa berbalik.
Sang kebenaran masih tersimpan rapi, walau sedikit demi sedikit menghembuskan hawa kemurniaan akan kerelevanan.


No comments: